PapuaOne.com – Profesi guru kembali dicederai oleh pejabat publik sekelas menteri, setelah sebelumnya beredar potongan video pidato Sri Mulyani dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 7 Agustus 2025 yang menyudutkan dirinya terkait kesejahetraan guru.

Dalam klarifikasi yang disampaikanya di akun Instagram miliknya, @smindrawati, ia menegaskan bahwa ucapannya yang dipotong tersebut adalah kabar hoax hasil deepfake yang disebarkan oleh oknum tak bertanggung jawab.

“Potongan video yang beredar yang menampilkan seolah-olah saya menyatakan guru sebagai beban negara adalak HOAX,” tulis Sri Mulyani, dikutip pada Senin (1/9/2025).

Sementara kali ini, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meminta maaf atas potongan video yang berisi pernyataannya tentang profesi guru. Dalam video yang beredar di media sosial itu, Menteri Agama mengatakan profesi guru bertujuan mencerdaskan orang dan bukan sekadar mencari uang. Dalam video itu, dia katakan jika mau mencari uang, jangan menjadi guru tapi menjadi pedagang.

Menurut Nasaruddin, potongan video yang ramai di media sosial itu memunculkan banyak tafsir dan melukai perasaan para guru.

“Saya sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya, tidak ada niat sedikit pun bagi saya untuk merendahkan profesi guru. Justru sebaliknya, saya ingin menegaskan bahwa guru adalah profesi yang sangat mulia seperti yang saya sampaikan,” ujar Nasaruddin melalui keterangan pers pada Rabu, (3/9/2025).

Nasaruddin mengklaim punya latar belakang keluarga pendidik. Karena itu dia sangat memahami di balik kemuliaan profesi guru, mereka tetap manusia yang membutuhkan kesejahteraan yang layak.

Dia menyatakan kementeriannya akan terus berkomitmen untuk terus memperjuangkan kesejahteraan guru. Nasaruddin mengatakan kementeriannya telah merealisasikan kenaikan tunjangan profesi bagi 227.147 guru non-PNS yang memperoleh pendapatan Rp 1,5 juta per bulan. Tunjangan itu naik sebesar Rp 500 ribu sehingga para guru itu memperoleh pendapatan sebesar Rp 2 juta per bulan.

Kementerian Agama juga memberikan peningkatan kompetensi terhadap 102 ribu guru madrasah dan guru pendidikan agama. Mereka dikirim untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan. Dia mengklaim PPG tahun ini naik hingga 700 persen.

“Sepanjang 2025 ada 206.411 guru menjalani program penting ini, padahal pada 2024 hanya 29.933 yang ikut PPG,” kata dia.

Selain itu, Kementerian Agama telah mengangkat 52 ribu guru honorer sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sepanjang tiga tahun terakhir.

“Semua ini adalah bentuk nyata perhatian negara bagi peningkatan kesejahteraan sekaligus penguatan kapasitas para guru,” ucap Nasaruddin.

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook